Sabtu, 14 Mei 2016

Evaluasi keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian peoses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah. (Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan.  Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang observasi. Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan pada tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai secara efektif. (Nursalam, 2008)

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian evaluasi dalam proses keperawatan?
2. Apakah tujuan evaluasi dalam proses keperawatan?
3. Apakah tahap evaluasi dalam proses keperawatan?
4. Bagaimanakah metode evaluasi dalam proses keperawatan?
5. Apakah dokumentasi dalam evaluasi dalam proses keperawatan?


C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi dalam proses keperawatan.
2. Untuk mengetahui tujuan evaluasi dalam proses keperawatan.
3. Untuk mengetahui tahap evaluasi dalam proses keperawatan.
4. Untuk mengetahui metode evaluasi dalam proses keperawatan.
5. Untuk mengetahui dokumentasi evaluasi dalam proses keperawatan.















BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan. (Mubarak, dkk., 2011)
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana: (Suprajitno dalam Wardani, 2013)
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh      keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan   pengamatan yang objektif.
A:  Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P:   Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011)

B. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan:
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan)
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan)
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan) (Lyer dalam Nursalam, 2008)

C. Tahap Evaluasi
Ada beberapa tahap evaluasi keperawatan, yaitu: (Ali, 2009)
1. Membaca kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, intervensi keperawatan.
2. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan, misalnya:
a) Tekanan darah normal 120/80
b) Mampu mandi sendiri minimal dua kali/hari
c) Mampu menyebut dengan benar minimal tiga cara mencegah penyakit demam berdarah
3. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai dengan tolak ukur keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan asuhan keperawatan dengan standar/rencana keperawatan, misalnya hasil pengukuran tekanan darah 100/60, klien Ali hanya mampu mandi sendiri satu kali dalam satu hari atau mampu menyebut satu cara pencegahan demam berdarah.
4. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan cara sebagai berikut:
a) Penilaian hasil, yaitu membandingkan hasil (output) yang dicapai dengan standar/tujuan yang telah ditetapkan.


Contoh:  Tekanan darah normal 120/80, tetapi kenyataannya (hasil tindakan keperawatan) tekanan darah 100/60, maka hasil yang dicapai lebih rendah dari standar atau tekanan darah rendah. Jika tujuan keperawatan mampu mandi sendiri dua kali sehari, ternyata hanya mampu satu kali, berarti tujuan tidak tercapai.
b) Penilaian proses, yaitu mambandingkan proses pelakasaan dengan standar prosedur atau rencana yang telah ditetapkan.


                    Contoh:
Mengukur tekanan darah setiap 2 jam sekali, tetapi pengukuran tekanan darah baru dilakasakan 8 jam sekali, maka hasil penilainnya adalah ada penyimpangan prosedur.
Sebelum makan harus cuci tangan (standar) tetapi pelaksanaannya “tidak cuci tangan” berarti ada penyimpangan prosedur.
5. Cari penyebab ketidakberhasilan atau penyimpangan prosedur untuk bahan penyesuaian/modifikasi rencana keperawatan.
6. Modifikasi rencana keperawatan. Apabila ada tujuan telah tercapai, kegiatan dapat diarahkan pada masalah lain, misalnya pencegahan atau promosi kesehatan atau promosi kesehatan atau diagnosis keperawatan yang lain. Apabila tujuan belum tercapai, perlu dilakukan modifikasi rencana keperawatan dapat dihentikan. Jika masalah telah teratasi semuanya, asuhan keperawatan dapat dihentikan. Langkah-langkah modifikasi rencana keperawatan, yaitu:
a) Jika ada penyimpangan atau ada masalah baru, diagnosis keperawatan/diagnosis kolaboratif tersebut tetap menjadi modifikasi diagnosis yang lama.
b) Susun urutan prioritas masalah tersebut.
c) Tetapkan tujuan sesuai dengan diagnosis baru tersebut. Dengan memperhatikan:
Tujuan direncanakan secara spesifik dan realistis dalam kesempatan dan waktu yang memungkinkan.
Tujuan merefleksikan kemampuan perawatan sesuai dengan pilihan klien.
d) Kaji kembali intervensi keperawatan yang telah diberikan dengan menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut:
Apakah penilaian rencana tindakan telah dilakukan secara konsisten/
Apakah intervensi keperawatan dapat meningkatkan kemampuan klien/meningkatakan kesehatan klien?
Apakah waktu pemberian intervensi yang lalu sudah cepat?
Apakah situasi lingkungan cukup mendukung pelaksanaan intervensi?
Intervensi apa yang dapat membantu meningkatkan kesehatan klien?
e) Identifikasi faktor-faktor yang dapat mendukung dan menghambat pencapaian tujuan.
f) Catat waktu (tanggal, jam) untuk revaluasi kembali.
g) Laksanakan intervensi sesuai dengan rencana modifikasi.
h) Semua data tersebut dicatat dalam format dokumentasi yang telah ditetapkan.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan tahapan dengan sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif yaitu dengan proses dan evaluasi akhir. Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
1. Evaluasi berjalan (sumatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisan format catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP. (Setiadi, 2008)
2. Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangaan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi. (Setiadi, 2008)

Contoh format evaluasi formatif
Tanggal & Waktu No. Diag. Kep
Evaluasi
15 Juni 2003
16.00
1. S: Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi    minggu lalu yang tidak dipahami yaitu tentang….
O: Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang….
Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang….
A: Implementasi yang dilaksanakan seminggu lalu dengan metode ceramah dan media brosur, belum sepenuhnya dimengerti oleh keluarga. Perlu metode dan media lain yang efektif.
P: Berikan pendidikan kesehatan ulang sesuai kesepakan dengan keluarga.
Metode dengan demonstrasi.
Media ditambah dengan bahan yang sesuai dengan kondisi di keluarga.







Contoh format evaluasi sumatif
Tanggal & Waktu No. Diag. Kep
Evaluasi
15 Juni 2003
16.00
1. S: Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi minggu lalu yang tidak dipahami yaitu tentang…...
      Keluarga mengatakan tidak mampu untuk menyediakan sarana bagi lansia sesuai dengan saran perawat.
O: Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang….
Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang….
Lansia yang ada di keluarga Bapak An belum mengenakan sandal karet setiap hari selama di rumah.
Alat bantu untuk berjalan yang ditempel di dinding belum disedikan oleh keluarga.
A:  Diagnosis keperawatan belum teratasi.
P:  Lanjutkan intervensi.
     Rujuk ke LSM yang menyediakan dana bagi Lansia.
      Ajarkan keluarga membuat sandal karet dari ban bekas.


D. Metode Evaluasi
Metode yang dipakai dalam evaluasi, antara lain:
a) Observasi langsung
b) Wawancara
c) Memeriksa laporan
d) Latihan simulasi (Setiadi, 2008)
1. Mengukur pencapaian tujuan keluarga
Ada beberapa komponen yang dievaluasi, meliputi:
1) Kognitif (Pengetahuan)
Lingkup evaluasi, antara lain:
- Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya.
- Mengontrol gejala-gejalanya
- Pengobatan
- Diet, aktivitas, persediaan alat-alat
- Resiko komplikasi
- Gejala yang harus dilaporkan
- Pencegahan  (Setiadi, 2008)
Informasi ini dapat diperoleh dengan cara :
a. Interview, dengan cara :
Menanyakan  kepada keluarga untuk mengingat beberapa fakta yang sudah diajarkan.
Menanyakan kepada keluarga untuk menyatakan informasi yang spesifik dengan kata-kata keluarga sendiri (pendapat keluarga sendiri).
Mengajak keluarga pada situasi hipotesa dan tanyakan tindakan yang tepat terhadap apa yang ditanyakan. (Setiadi, 2008)
b. Kertas dan pensil
Perawat menggunakan kertas dan pensil untuk mengevaluasi  pengetahuan keluarga terhadap hal-hal yang telah diajarkan.
2) Afektif (Status emosional) dengan cara observasi secara langsung, yaitu dengan cara observasi ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan secara verbal pada waktu melakukan wawancara.
3) Psikomotor yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan yang diharapkan. (Setiadi, 2008)
2. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi
Ada tiga kemungkinan keputusan pada tahap ini, yaitu :
1) Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga rencana mungkin dihentikan. (Setiadi, 2008)
2) Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga perlu penambahan waktu, resources, dan intervasi sebelum tujuan berhasil. (Setiadi, 2008)
3) Keluarga tidak dapaat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu :
a. Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat.
b. Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama tidak realistis atau mungkin keluarga tidak menghendaki terhadap tujuan yang disusun oleh perawat.
c. Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan untuk mencapai tujuan sebelumnya. (Setiadi, 2008)

E. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi  klinis. Dokumentasi keperawatan tidak hanya sebagai sarana komunikasi, namun juga berkaitan dengan aspek legal dan jaminan dalam pemberian kualitas pelayanan. (Ningsih, 2008)
Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau, dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan  keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit (Fisbach dalam Ningsih, 2008).
Dokumentasi sebagai segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. (Potter dalam Ningsih, 2008)







BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana keperawatan.
2. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan.
3. Proses evaluasi
Mengukur pencapaian tujuan klien
Membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan
4. Komponen evaluasi
Menentukan kriteria, standar, dan pertanyaan evaluasi
Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru
Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar
Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan
5. Dokumentasi keperawatan berguna sebagai sarana komunikasi dan berkaitan dengan aspek legal serta jaminan dalam pemberian kualitas pelayanan.
B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan sudah sepatutnya memahami tahapan dalam proses keperawatan yaitu asuhan keperawatan karena sejatinya inilah yang menjadi dasar bagi tenaga keperawatan dalam menjalankan tugasnya.






DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu Henny. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga (Bagi Mahasiswa Keperawatan & Praktisi Perawat Perkesmas). Jakarta: Sagung Seto.
Ali, Zaidin. 2009. Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Meirisa, Rohana. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak T Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Pada Masalah Kesehatan Tuberkulosis Paru Di Rw 01 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok (Online), (http://lib.ui.ac.id/ Meirisa.pdf, diakses 6 Mei 2016).
Mubarak, dkk., 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Ningsih, Endang Sri P. 2008. Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer (Online), ((http://lib.ui.ac.id/, diakses tanggal 5 Mei 2016).

Nurhayati, 2011. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas (Makalah, diakses Mei 2016). Jakarta: Prodi DIII Keperawatan RSIJ FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu
Wardani, Mila Sri. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak R Dengan Anak Remaja Dengan Masalah Ketidakefektifan Koping: Komunikasi Inefektif Di Rw 02 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis – Depok (Online). (http://lib.ui.ac.id/fMila%20Sri.pdf, diakses 6 Mei 2016).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar